SEORANG pengunjung blog ini meninggalkan komentar pada artikel Menulis Berita bersama Warga dengan mengemukakan kalau ia tertarik mempelajari jurnalistik tapi bukan menulis berita.
Saya menjawabnya, secara umum, jurnalistik digunakan untuk penulisan yang terkait dengan media massa, baik berita maupun non berita.
Jurnalistik non berita adalah opini, profil dan sebagainya, untuk ulasan jurnalistik non berita saya berjanji akan mengulasnya kemudian. Janji itu pun saya penuhi dengan menulis paparan ini.
Secara sederhana, jurnalistik dipahami sebagai pengetahuan tentang penulisan, penafsiran, proses dan penyebaran informasi secara sistematik dan dapat dipercaya untuk diterbitkan kepada masyarakat umum melalui media massa.
Pengertian ini memberi pemahaman kalau sebuah tulisan tidak akan disebut karya jurnalistik jika tidak disajikan kepada publik atau masyarakat melalui media massa.
Kemudian dalam kajian jurnalistik, tulisan dalam media massa selama ini dikenal dalam dua bentuk, yakni berita dan non berita. Karena dalam artikel sebelumnya saya telah membahas sejumlah hal tentang berita, maka kali ini pemaparan saya akan lebih mengkhusus pada jurnalistik non berita yang mencakup artikel, opini, kolom, essai, resensi, tajuk rencana dan lainnya.
1. Artikel
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel didefinisikan sebagai "karya tulis lengkap di majalah, surat kabar dan sebagainya". Berdasarkan pengertian ini, maka artikel sejatinya memuat informasi yang luas dan umum. Artikel juga sering didefiniskan sebagai "pemikiran, pendapat, ide dan opini seseorang tentang pelbagai tema dan peristiwa".
Menulis artikel tidak jauh beda dengan bentuk tulisan lain, hal pertama yang perlu dilakuan adalah menentukan tema. Inspirasi dapat berasal dari ide diperoleh dari proses berpikir, pendapat orang lain atau dari peristiwa yang kita ketahui baik secara langsung maupun tidak langsung. Tema sebaiknya aktual atau mengangkat topik yang sedang hangat diperbincangkan.
Setelah menemukan tema, tentukan sudut pandang penulisan. Sudut pandang dapat ditinjau dari aspek politik, ekonomi, hukum, budaya, agama, dan sebagainya. Artikel dapat pula dibuat dengan menggabungkan berbagai sudut pandang tersebut.
Jika berita manyajikan hanya fakta tentang apa yang telah terjadi, artikel memuat ulasan tentang fakta yang telah terjadi itu dan dapat memuat apa yang bakal terjadi (prediksi) secara, ulasannya tentu mesti diperkuat dengan berbagai argumentasi dan dapat didukung dengan data yang akurat.
Setelah menemukan tema dan sudut pandang, saatnya tentukan topik bahasan. Karena banyak memuat pendapat dan argumentasi, maka karya tulis dalam bentuk artikel lebih cenderung berupa karangan argumentatif. Bagi pemula, membuat kerangka karangan dapat dilakukan agar tulisan yang dibuat dapat lebih terarah dan sistematis.
Judul dalam artikel biasanya tidak sama persis dengan topik yang dibicarakan, semisal topik tentang "Kenaikan Harga BBM" judul artikel dapat saja menjadi "Aksi Menolak Kenaikan Harga BBM Mulai Marak". Judul ini sebaiknya dibuat singkat, namun mesti menjiwai seluruh isi tulisan dan dapat menggelitik orang untuk pembacannya.
Patut dipahami, kalau artikel merupakan karya jurnalisik yang mempunyai nilai ilmiah bahkan merupakan karya ilmiah. Karena dalam artikel susunan penulisannya mengikuti kaidah karya ilmiah: ada batasan-batasan permasalahan yang diungkapkan untuk selanjutnya diurai dalam tulisan, bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah-baku yang tidak kaku.
2. Opini
Dalam pemahaman sederhana, opini adalah sebagai sebuah tulisan yang memuat pendapat atau pandangan penulis. Karenanya opini didefinisikan sebagai tulisan dalam media cetak yang memasukan pendapat penulis di dalamnya. Artinya, opini adalah artikel yang mengandung subjektivitas, bukan hanya fakta.
Opini bukan merupakan konstruksi peristiwa, tetapi lebih pada penilaian terhadap peristiwa (fakta), jadi dalam opini terdapat unsur-unsur subyektifitas penulis dalam penyajiannya. Dalam hal penulisan, opini tidak mesti berdasar pada rumus 5W+IH sebagaimana berita.
Menulis sebuah opini sama halnya dengan menulis artikel, perlu menentukan tema dan kerangka karangan. Namun biasanya untuk opini -semisal dalam bentuk surat pembaca- hanya mengungkapkan satu tema khusus yang sifatnya lebih menyoroti topik tertentu yang lebih sempit. Sedangkan opini dalam bentuk artikel mengulas suatu hal lebih luas dan mendalam meski tetap pada satu tema tertentu.
Dalam jurnalistik, ada beberapa bentuk penulisan opin, yakni artikel, kolom, esai, resensi. Beberapa bentuk tulisan tersebut lazimnya merupakan ruang bagi pembaca.
3. Kolom dan Essai
Kolom dimaksudkan untuk mengurai permasalahan menjadikan lebih terarah. Dalam penulisannya, kolom tidak ketat seperti artikel, bahasa yang digunakan lebih lentur, mudah dipahami, serta terkesan santai. Sementara bentuk tulisan essai lebih longgar dan lebih pendek dari kolom.
Dalam essai, kekhasan personal penulisnya lebih ditonjolkan dalam mengurai permasalahan. Sehingga biasanya karakter penulis akan tercermin saat memaparkan idenya dalam essai yang ditulisnya.
4. Resensi
Resensi merupakan bentuk tulisan dalam hal pengambaran atau analisa terhadap sebuah teks. Teks dimaksud dapat berupa buku, film, pertunjukan teater, pameran seni maupun lagu. Sebagian orang menyebut resensi sama dengan sinopsis, pengambaran secara global tentang teks.
Namun sebenarnya tidaklah sama, karena dalam resensi ada sentuhan analisa penulis. Seorang resensor juga harus berlaku subyektif mungkin dalam menggambarkan atau menganalisa teks.
5. Tajuk Rencana
Tajuk Rencana atau disebut juga editorial adalah suatu karya tulis yang merupakan pandangan redaksi terhadap suatu fakta atau realitas, karena merupakan pandangan redaksi, maka tulisan ini bersangkutan dengan penilaian redaksi. Tajuk rencana memuat fakta dan opini yang disusun secara ringkas dan logis.
Biasanya judul editorial sifatnya meghimbau pembaca dengan menggunakan kalimat untuk paragraf awal atau lead yang tidak terlalu panjang. Editorial yang baik mengandung keseimbangan antara menentukan dan menganalisa problema dengan logis dengan penyajian hasil analisa dalam bentuk tulisan yang enak dibaca.
Kalau artikel, opini dan surat pembaca dalam surat kabar merupakan pendapat seseorang pembaca terhadap suatu masalah, peristiwa atau kejadian tertentu. Tajuk Rencana atau editorial adalah opini atau pendapat redaksi media massa bersangkutan.
Selain artikel, opini, kolom, essai, resensi, tajuk rencana dan lain-lain, dalam media cetak juga ada yang disebut pojok yang merupakan tulisan tanpa sentilan. Pojok bisanya berisi sindiran terhadap realitas yang ditulis dengan gaya satire, lucu, atau kocak.
Selain pojok, ada juga karikatur yang juga merupakan penilaian redaksi terhadap realitas namun diungkapkan melalui gambar atau kartun.
Karena keberadaan jurnalistik non berita ini, maka media massa terutama media cetak menjadi pilihan bagi penulis untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat, fakta, data atau informasi lain agar diketahui publik. Selamat malam.
Secara sederhana, jurnalistik dipahami sebagai pengetahuan tentang penulisan, penafsiran, proses dan penyebaran informasi secara sistematik dan dapat dipercaya untuk diterbitkan kepada masyarakat umum melalui media massa.
Pengertian ini memberi pemahaman kalau sebuah tulisan tidak akan disebut karya jurnalistik jika tidak disajikan kepada publik atau masyarakat melalui media massa.
Kemudian dalam kajian jurnalistik, tulisan dalam media massa selama ini dikenal dalam dua bentuk, yakni berita dan non berita. Karena dalam artikel sebelumnya saya telah membahas sejumlah hal tentang berita, maka kali ini pemaparan saya akan lebih mengkhusus pada jurnalistik non berita yang mencakup artikel, opini, kolom, essai, resensi, tajuk rencana dan lainnya.
1. Artikel
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel didefinisikan sebagai "karya tulis lengkap di majalah, surat kabar dan sebagainya". Berdasarkan pengertian ini, maka artikel sejatinya memuat informasi yang luas dan umum. Artikel juga sering didefiniskan sebagai "pemikiran, pendapat, ide dan opini seseorang tentang pelbagai tema dan peristiwa".
Menulis artikel tidak jauh beda dengan bentuk tulisan lain, hal pertama yang perlu dilakuan adalah menentukan tema. Inspirasi dapat berasal dari ide diperoleh dari proses berpikir, pendapat orang lain atau dari peristiwa yang kita ketahui baik secara langsung maupun tidak langsung. Tema sebaiknya aktual atau mengangkat topik yang sedang hangat diperbincangkan.
Setelah menemukan tema, tentukan sudut pandang penulisan. Sudut pandang dapat ditinjau dari aspek politik, ekonomi, hukum, budaya, agama, dan sebagainya. Artikel dapat pula dibuat dengan menggabungkan berbagai sudut pandang tersebut.
Jika berita manyajikan hanya fakta tentang apa yang telah terjadi, artikel memuat ulasan tentang fakta yang telah terjadi itu dan dapat memuat apa yang bakal terjadi (prediksi) secara, ulasannya tentu mesti diperkuat dengan berbagai argumentasi dan dapat didukung dengan data yang akurat.
Setelah menemukan tema dan sudut pandang, saatnya tentukan topik bahasan. Karena banyak memuat pendapat dan argumentasi, maka karya tulis dalam bentuk artikel lebih cenderung berupa karangan argumentatif. Bagi pemula, membuat kerangka karangan dapat dilakukan agar tulisan yang dibuat dapat lebih terarah dan sistematis.
Judul dalam artikel biasanya tidak sama persis dengan topik yang dibicarakan, semisal topik tentang "Kenaikan Harga BBM" judul artikel dapat saja menjadi "Aksi Menolak Kenaikan Harga BBM Mulai Marak". Judul ini sebaiknya dibuat singkat, namun mesti menjiwai seluruh isi tulisan dan dapat menggelitik orang untuk pembacannya.
Patut dipahami, kalau artikel merupakan karya jurnalisik yang mempunyai nilai ilmiah bahkan merupakan karya ilmiah. Karena dalam artikel susunan penulisannya mengikuti kaidah karya ilmiah: ada batasan-batasan permasalahan yang diungkapkan untuk selanjutnya diurai dalam tulisan, bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah-baku yang tidak kaku.
2. Opini
Dalam pemahaman sederhana, opini adalah sebagai sebuah tulisan yang memuat pendapat atau pandangan penulis. Karenanya opini didefinisikan sebagai tulisan dalam media cetak yang memasukan pendapat penulis di dalamnya. Artinya, opini adalah artikel yang mengandung subjektivitas, bukan hanya fakta.
Opini bukan merupakan konstruksi peristiwa, tetapi lebih pada penilaian terhadap peristiwa (fakta), jadi dalam opini terdapat unsur-unsur subyektifitas penulis dalam penyajiannya. Dalam hal penulisan, opini tidak mesti berdasar pada rumus 5W+IH sebagaimana berita.
Menulis sebuah opini sama halnya dengan menulis artikel, perlu menentukan tema dan kerangka karangan. Namun biasanya untuk opini -semisal dalam bentuk surat pembaca- hanya mengungkapkan satu tema khusus yang sifatnya lebih menyoroti topik tertentu yang lebih sempit. Sedangkan opini dalam bentuk artikel mengulas suatu hal lebih luas dan mendalam meski tetap pada satu tema tertentu.
Dalam jurnalistik, ada beberapa bentuk penulisan opin, yakni artikel, kolom, esai, resensi. Beberapa bentuk tulisan tersebut lazimnya merupakan ruang bagi pembaca.
3. Kolom dan Essai
Kolom dimaksudkan untuk mengurai permasalahan menjadikan lebih terarah. Dalam penulisannya, kolom tidak ketat seperti artikel, bahasa yang digunakan lebih lentur, mudah dipahami, serta terkesan santai. Sementara bentuk tulisan essai lebih longgar dan lebih pendek dari kolom.
Dalam essai, kekhasan personal penulisnya lebih ditonjolkan dalam mengurai permasalahan. Sehingga biasanya karakter penulis akan tercermin saat memaparkan idenya dalam essai yang ditulisnya.
4. Resensi
Resensi merupakan bentuk tulisan dalam hal pengambaran atau analisa terhadap sebuah teks. Teks dimaksud dapat berupa buku, film, pertunjukan teater, pameran seni maupun lagu. Sebagian orang menyebut resensi sama dengan sinopsis, pengambaran secara global tentang teks.
Namun sebenarnya tidaklah sama, karena dalam resensi ada sentuhan analisa penulis. Seorang resensor juga harus berlaku subyektif mungkin dalam menggambarkan atau menganalisa teks.
5. Tajuk Rencana
Tajuk Rencana atau disebut juga editorial adalah suatu karya tulis yang merupakan pandangan redaksi terhadap suatu fakta atau realitas, karena merupakan pandangan redaksi, maka tulisan ini bersangkutan dengan penilaian redaksi. Tajuk rencana memuat fakta dan opini yang disusun secara ringkas dan logis.
Biasanya judul editorial sifatnya meghimbau pembaca dengan menggunakan kalimat untuk paragraf awal atau lead yang tidak terlalu panjang. Editorial yang baik mengandung keseimbangan antara menentukan dan menganalisa problema dengan logis dengan penyajian hasil analisa dalam bentuk tulisan yang enak dibaca.
Kalau artikel, opini dan surat pembaca dalam surat kabar merupakan pendapat seseorang pembaca terhadap suatu masalah, peristiwa atau kejadian tertentu. Tajuk Rencana atau editorial adalah opini atau pendapat redaksi media massa bersangkutan.
Selain artikel, opini, kolom, essai, resensi, tajuk rencana dan lain-lain, dalam media cetak juga ada yang disebut pojok yang merupakan tulisan tanpa sentilan. Pojok bisanya berisi sindiran terhadap realitas yang ditulis dengan gaya satire, lucu, atau kocak.
Selain pojok, ada juga karikatur yang juga merupakan penilaian redaksi terhadap realitas namun diungkapkan melalui gambar atau kartun.
Karena keberadaan jurnalistik non berita ini, maka media massa terutama media cetak menjadi pilihan bagi penulis untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat, fakta, data atau informasi lain agar diketahui publik. Selamat malam.
ini sudah lebih dari cukup
thx mas bro