Ketidaktepatan Menulis HUT dan Dirgahayu

15 Agustus 2013

SETIAP menjelang peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia banyak dijumpai tulisan yang rnengungkapkan ucapan “Selamat Ulang Tahun Republik Indonesia”. Ungkapan itu dalam pemakaiannya sangat bervariasi.

bendera merah putih

Berbagai variasi itu ada beberapa di antaranya yang penulisannya kurang tepat. Perhatikan contoh "ketidaktepatan menulis HUT dan dirgahayu" di bawah ini:

(1) Dirgahayu HUT RI ke-68
(2) Dirgahayu RI ke-68
(3) HUT ke LXVIII Kemerdekaan Indonesia

Mengutip laman situs web badanbahasa.kemdikbud.go.id, penulisan dan penyusunan contoh itu dilakukan secara tidak cermat hingga menimbulkan salah tafsir.

Ketidaktepatan contoh (1) terletak pada penempatan kata dirgahayu. Kata dirgahayu merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta, yang bermakna 'panjang umur' atau 'berumur panjang'. Jika dihubungkan dengan makna yang didukung oleh HUT, pemakaian kata dirgahayu tidak tepat karena rangkaian kata dirgahayu HUT bermakna 'selamat panjang umur HUT'.

Makna seperti itu dapat memberi kesan bahwa yang diberi ucapan "selamat panjang umur" dan "semoga panjang umur" adalah HUT-nya, bukan RI-nya. Padahal yang dimaksud dengan ungkapan adalah RI. Oleh karena itu, agar dapat mendukung pengertian secara tepat, susunan dirgahayu HUT perlu diubah menjadi dirgahayu RI.

Ungkapan itu sudah tepat tanpa harus disertai HUT dan ke-68. Jika HUT ingin digunakan, sebaiknya kata dirgahayu dihilangkan dan kata bilangan tingkat ke-68 dipindahkan sebelum RI sehingga susunannya menjadi HUT ke-68 RI.

Ketidaktepatan contoh (2), yaitu dirgahayu RI ke-68, terletak pada penempatan kata bilangan tingkat. Dalam hal ini kata bilangan tingkat yang diletakkan sesudah RI (RI ke-68) dapat menimbulkan kesan bahwa RI seolah-olah berjumlah 68 atau mungkin lebih.

Kesan itu dapat menimbulkan pengertian bahwa yang sedang berulang tahun adalah RI yang ke-68 bukan RI yang ke-10, ke-20, ke-30, atau yang lain. Padahal, kita mengetahui bahwa di dunia ini hanya ada satu RI, yaitu Republik Indonesia, yang sedang berulang tahun ke-68.

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah tafsir semacam itu, susunan RI ke-68 harus kita ubah. Pengubahan itu dilakukan dengan memindahkan kata bilangan tingkat ke-68 ke posisi sebelum RI dan menggantikan kata dirgahayu dengan HUT sehingga susunannya rnenjadi HUT ke-68 RI.

Contoh (3) ketidaktepatannya terletak pada penulisan angka Romawi. Dalam hal ini kata bilangan tingkat yang ditulis dengan angka Romawi seharusnya tidak didahului dengan ke. Oleh karena itu, bentuk ke- pada kata bilangan tingkat ke LXVIII pada contoh (3) harus dihilangkan sehingga menjadi LXVIII.

Sebaliknya, jika ditulis dengan angka Arab, bentuk ke- harus disertakan sebelum angka Arab itu sehingga bentuknya menjadi ke-68. Jadi, penulisan ungkapan contoh (3) di atas yang tepat adalah HUT LXVIII Kemerdekaan RI atau HUT ke-68 Kemerdekaan RI.

Atas dasar uraian di atas, contoh (1), (2), dan (3) yang tepat di­nyatakan sebagai berikut:

- Dirgahayu RI
- HUT ke-68 RI
- HUT LXVIII Kemerdekaan RI
- HUT ke-68 Kemerdekaan RI

Dengan menggunakan ungkapan secara cermat, selain dapat menyatakan informasi yang tepat berarti kita pun turut mendukung usaha pembinaan dan pengembangan bahasa. Saatnya menghindari "ketidaktepatan menulis HUT dan dirgahayu" ini dalam penulisan setiap materi publikasi. *

0 Komentar:

Posting Komentar

 
IHSYAH blogwork | lihat juga BLOGSPOTISME