PEKAN lalu, saya menjadi salah satu narasumber dalam seminar kepenulisan yang digelar Forum Lingkar Pena (FLP) Maros.
Seminar kepenulisan yang dilaksanakan di aula Al Markaz Al Islami Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (3/2/2013) itu, menghadirkan sekira 50 pelajar dan mahasiswa yang berasal bukan saja dari Kabupaten Maros, namun juga Pangkep bahkan Bandung.
Dalam seminar ini yang mengangkat tema "Membangun Tradisi Menulis di Butta Salewangang" itu, saya memotivasi kaum muda untuk menulis melalui paparan 'Menulis Itu Mudah'.
Saya sampaikan, jika bisa berbicara mestinya bisa menulis, karena menulis hanyalah proses perpindahan bentuk, dari lisan ke tulisan. Untuk bisa menulis perlu keinginan yang kuat, mulailah menulis dari hal-hal sederhana di sekitar kita, tak perlu menulis topik yang berat.
Menulislah dari hal-hal sekitar yang dialami sendiri, semisal menulis dalam buku harian atau diary atau menuliskan perasaan semisal puisi. Dalam aktifitas sehari-hari, sesungguhnya setiap orang nyaris sudah akrab dengan menulis, contoh sederhana adalah menulis lewat status atau twit, sehingga menulis itu mudah.
Mulailah menulis dari topik yang digemari, hal-hal yang dipahami, pengalaman keseharian. Kalau suka makan, menulislah tentang ragam jenis makanan dan kuliner. Meski kata orang menulis itu perlu bakat, tapi bagi saya menulis hanya perlu latihan.
Menulis ibarat naik sepeda, awalnya takut jatuh, takut nabrak tapi saat lancar, begitu mudah dan menyenangkan. Ketika akan memulai menulis, bakat urusan belakangan, yang paling kemauan dan terus mencoba.
Latihanlah menulis sampai merasa bisa, setelah terbiasa barulah memupuk intuisi kebahasaan agar karangan jadi indah. Inti menulis adalah mengolah kata-kata berdasar realitas atau imajinasi, atau gabungan keduanya.
Karena itu menulis juga dapat diibaratkan memasak, bumbu dan cara tiap orang berbeda, tapi kalau ada cara lebih baik itu yang perlu dipelajari. Untuk bisa menulis dengan baik yang penting dimiliki oleh calon penulis adalah motivasi untuk terus menulis.
Motivasi yang tinggi akan mudah menghasilkan tulisan, atasi rasa malas agar yang lain bisa dipelajari. Memang ada hambatan dalam menulis, kesulitan memulai menulis atau kesulitan menuangkan ide.
Ada juga kesulitan merangkai kata atau kalimat dengan tepat, akibat keterbatasan perbendaharaan kata dan istilah. Kesulitan lain, rendah minat dan motivasi menulis, juga rendah minat baca yang membuat wawasan jadi sempit.
Namun berbagai hambatan menulis itu dapat diatasi dengan membiasakan diri membaca, membaca apa saja. Ada ungkapan, jika ingin menulis maka membacalah, karena embaca perkaya wawasan dan kosakata. Selain rajin membaca, rajin mengamati peristiwa juga menjadi modal menulis, sebab dapat melahirkan ide menulis.
Penting diingat, menulis adalah menyampaikan informasi dan berbagi pengetahuan, menulis juga mengabadikan wawasan.
Sebenarnya menulis tidak sesulit dibayangkan, asalkan mau belajar, berusaha, berlatih insting dan kepekaan. Untuk memudahkan menulis, ketahui langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memulai menulis:
- Menentukan topik dan mengumpulkan bahan sesuai dengan topik,
- Menuangkan ide yang berhubungan dengan topik dalam bentuk kerangka tulisan,
- Mengembangkan kerangka tulisan menjadi uraian kalimat yang lengkap,
- Membaca kembali tulisan sekaligus membetulkan dan merapikan urutan sajian secara logis dan berurutan.
Patut dicamkan kalau menulis bukanlah pekerjaan susah, hanya perlu terus mencoba sampai bisa. Meski kadang ada kesulitan saat menulis, diantaranya bingung harus memulai dari mana? Maka mulailah menulis dari mana saja, tuliskan topik yang diketahui seperti agar tulisan mengalir seperti air.
Itulah paparan 'Menulis Itu Mudah' ini, senang bisa berbagi pengetahuan dengan teman-teman FLP Maros ini. Selanjutnya, untuk materi kepenulisan lainnya, silahkan baca 'Teknik Menulis dengan Rumus 5W + 1H', juga ulasan 'Mengenal Jurnalistik Non Berita'. Salam menulis. | *
0 Komentar:
Posting Komentar