BAKU' maudu' sebesar perahu ternyata ada juga di lapangan Tanralili, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Melihat perahu-perahu berhias aneka sandang dan pangan berjejer, mengingatkan pada tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan di Cikoang, Takalar. Namun maudu lompoa Tanralili lebih unik, karena perahu-perahu berhias berjejer di lapangan, bukan di tepi sungai.
Siang ini, Minggu (3/2/2013), sekira 300 perahu dibuat warga menyemarakkan maudu lompoa Tanralili. Perahu-perahu itu tak hanya berhias telur, kaddo minya' dan lauk dalam ember tapi juga sarung, baju kaos, payung. Maudu lompoa ini dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur dalam kegembiraan masyarakat Tanralili. Ribuan masyarakat hadir berebut telur dan sajian makanan dalam ember yang diletakkan di atas perahu hias.
Ember maudu lompoa Tanralili itu mengajari kita berbagi, mengajak teman makan bersama, tentu mempererat silaturrahmi.. Maudu lompoa Tanralili merupakan tradisi tanpa strata, sebab dalam pesta rakyat tahunan ini warga yang kaya dan miskin, tua dan muda, berbaur bersama berebut telur.
Secara umum, masyarakat Indonesia memang akrab dengan tradisi maulid nabi Muhammad SAW, bahkan peringatan ini juga dilaksanakan secara nasional. Rekan saya, penulis sastra-budaya, Kaimuddin Mbck (www.sangbaco.com) memaparkan peringatan maulid nabi pertama kali dikenalkan oleh Mudzofar Abu Said Al-Qokbury, seorang gubernur Irbil di Iraq pada masa pemerintahan Shalahuddin Al-Ayyuby (1138-113) sekitar tahun 630 hijriah.
Tradisi ini kemudian silang-kait dengan sejarah masuknya Islam di Sulawesi Selatan lewat pintu kerajaan pada tahun 1600. Maka 35 tahun kemudian peringatan maulid nabi dari Sultan Shalahuddin ini mulai mengakar di Sulsel ini dengan tujuan membangkitkan kecintaan masyarakat kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasalam serta untuk meningkatkan semangat juang kaum muslimin dunia saat itu. Tepat ketika sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan Kota Yerussalem.
Kembali ke baku' maudu' sebesar perahu di Tanralili, sebenarnya kemeriahan maudu’ lompoa Tanralili ini juga dapat menjadi salah satu daya tarik pariwisata, terutama wisatawan yang menyukai keunikan tradisi, tinggal bagaimana meramu acara ini agar 'layak jual'. Wassalam. | *
0 Komentar:
Posting Komentar