KOMPILASI seniman Maros tampil menyajikan tari tradisional 4 etnik; Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja yang diisi tradisi Angngaru di ruang baru Kantor Bupati Maros, 1 September lalu.
Penampilan ini membuat suasana seminar dan workshop blogging nasional Blogilicious 2012 #CreativeBlog Maros yang digelar IDBlognetwork dan Komunitas Blogger Maros menjadi begitu meriah. Bukan hanya tepuk tangan, decak kagum juga menyertai pementasan seni ini dalam seminar dan workshop nasional yang diikuti lebih dari 300 blogger ini.
Komunitas Blogger Maros mengaja menampilkan seni tradisional ini sebagai salah satu kekayaan budaya lokal yang dimiliki Maros, daerah penyangga Kota Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Tarian ini dibuka dengan irama gandrang pakanjara atau alunan gendang bertalu-talu. Tarian kemudian dilengkapi dengan Angngaru yang merupakan tradisi sakral masyarakat Makassar.
Dalam blog sangbaco.com disebutkan Angngaru merupakan tradisi sakral bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Sakral karena menjadi bagian dari acara adat dan terkait ritual. Dalam Angngaru, si "pangngaru" pada prosesi tertentu menampilkan diri secara heroik mengikuti ketepatan ketukan gendang sambil badik (senjata pusaka) di tusuk tusukkan ke badan.
Angngaru juga menjadi salah satu rangkaian dalam acara pa’bunting (pesta pernikahan adat Bugis-Makassar) yang dilaksanakan saat acara yang dikenal dengan ma'ppacci (membersihkan diri dari dengan mendengar nasihat-nasihat para tetaua).
Sementara blog jejakcelebes.blogspot.com menjelaskan Aru atau Angngaru merupakan ikrar atau ungkapan sumpah setia yang sering disampaikan oleh orang-orang di masa silam, biasanya diucapkan oleh bawahan kepada atasannya, abdi kerajaan kepada rajanya, prajurit kepada komandannya, masyarakat kepada pemerintahnya.
Bahkan juga dapat diucapkan seorang raja (pemerintah) kepada rakyatnya, bahwa apa yang telah diungkapkan dalam aru itu akan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, baik itu untuk kepentingan pemerintah di masa damai maupun di masa perang. Ikrar sumpah setia dalam Angngaru (teks Angngaru) itu biasanya berbunyi sebagai berikut:
Bismillahir rahmanir rahiim
Ata karaeng,
Tabe' kipammopporang mama'
Ri dallekang labbiritta, ri sa'ri karatuanta, ri empoang matinggita
Inakke minne, karaeng Lambara' tatassa'la'na Gowa
Nakareppekangi sallang karaeng. Pangngulu ri barugayya
Nakatepokangi sallang karaeng. Pasorang attangnga parang
Inai-inaimo sallang karaeng
Tamappattojengi tojenga, Tamappiadaki adaka
Kusalaagai sirinna, kuisara parallakkenna
Berangja kunipatebba, pangkulu' kunisoeyyang
Ikau anging karaeng, naikambe lekok kayu
Mirikko anging namarunang lekok kayu
Iya sani madidiyaji nurunang
Ikau je'ne' karaeng, naikambe batang mammayu
Solongko je'ne' namammayu batang kayu
Iya sani sompo bonangpi kianyu
Ikau jarung karaeng naikambe banning panjai'
Ta'leko jarung namminawang bannang panjai'
Iya sani lambusuppi nakontu tojeng
Makkanamamaki mae karaeng naikambe mappa'jari
Mannyabbu' mamaki karaeng naikambe mappa'rupa
Punna sallang takammaya aruku ri dallekanta'
Pangkai jerakku, tinra'bate onjokku
Pauwang ana'ri boko, pasang ana'tanjari
Tumakkanayya' karaeng natanarupai janjinna
Sikammajinne aruku ri dallekanta
Dasi nadasi nana tarima pa'ngaruku
Salama'
Pada masa sekarang, Angngaru sering digunakan dalam berbagai hal antara lain pada upacara adat, kegiatan pemerintahan, maupun penyambutan tamu-tamu kehormatan. Ritual ini menyampaikan makna simbolis kalau tamu yang berkunjung akan dijamin keselamatan dan kenyamanannya selama berada di daerah ini. | foto dari aghofur.com
angngaru biasa juga dipakai pd acara kawinan, mohon penjelasannya?