AKHIR pekan ini, saya memilih berkumpul dengan teman-teman lama. Teman-teman kampus yang dulu 'senasib' merambah rimba pengetahuan dan mengasah kepekaan.
"Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri."
Seketika saya teringat pada makna persahabatan, bahwa apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Juga teringat pada lirik lagu Sindentosca berjudul Kepompong yang populer sebagai lagu tema sebuah sinetron remaja; "Persahabatan bagai kepompong merubah ulat menjadi kupu-kupu. Persahabatan bagai kepompong hal yang tak mudah berubah jadi indah. Persahabatan bagai kepompong maklumi teman hadapi perbedaan..."
Memang, persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya. Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan juga diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian. Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Namun, sejatinya sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah. Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya. Karenanya, hargai dan peliharalah selalu persahabatanmu. seperti juga adagium; dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita. | **
Memelihara Persahabatan
IHSYAH
27 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Populer
-
PADA acara lepas tahun 2011, Bupati Maros HM Hatta Rahman mengemukakan, dalam tahun 2012 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros akan melakukan...
-
Bagi kamu yang baru belajar mengoperasikan perangkan komputer, mungkin masih asing dengan papan keyboard. Kenapa tombolnya begitu banyak? Pe...
-
Bukit Tamangura di Dusun Samariga Desa Baruga Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Sulawesi Selatan menyimpan keindahan tersendiri. Pun...
-
SEBUAH blog Mimimama menyajikan ulasan menarik tentang etika fotografer. Dalam ulasan itu, bahasan seputar etika fotografi dirangkum berdas...
-
MALAM ini seorang teman bertanya melalui SMS, apa kriteria penilaian dalam sebuah lomba foto? Singkat, saya menjawab, sebenarnya tak ada kri...
-
PADA halaman dokumen yang saya baca siang ini, terdapat satu kalimat yang menyebut Kabupaten Maros Butta Salewangang . Tertarik mencari tahu...
-
PELAJAR sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kediri-Jawa Timur diduga menjadi aktor dan aktris video porno. Dalam sepekan ini, film biru ya...
-
*Doa dan harapan sebagai resolusi bagi diri sendiri untuk mempertebal rasa syukur Kutipan-kutipan berisi nasehat dan motivasi dapat mengis...
nice . . .
:)