PEKAN lalu, Minggu, 21 Nopember, bersama seorang teman, saya berencana melakukan hunting foto di kawasan Pantai Losari Makassar. Berniat mengabadikan sudut-sudut terindah salah satu kawasan kota Makassar yang selalu ramai itu.
Namun rencana ini tak jadi kami lakukan, karena jalanan mulai ramai dengan konvoi suporter Persatuan Sepakbola Makassar (PSM) yang sedang menuju Stadion Andi Mattalatta untuk menyaksikan pertandingan PSM versus Persatuan Sepakbola Indonesia Wamena (Persiwa). Kami akhirnya, mengubah arah menuju gerai Kentucky Fried Chicken (KFC) yang terletak di jalan Ratulangi.
Kami memilih duduk di teras depan gerai makanan siap saja yang menjadi salah satu tempat nongkrong favorit warga Makassar ini. Tempat kami duduk menghadap langsung ke jalan Ratulangi. Dari sini, kami dapat menyaksikan lalu-lalang kendaraan termasuk konvoi pendukung PSM yang melaju dengan suara kendaraan yang menderu.
Tak ingin melewatkannya begitu saja, Haidar yang saat ini memang sedang giat belajar fotografi, langsung megeluarkan kamera SLR digitalnya. Bagai seorang fotografer media, ia sesekali berjalan ke pinggir jalan memotret suasana. Setelah itu, mereview dan mendiskusikan hasil bidikannya kepada saya, sambil menikmati segelas hot chocolate yang tersaji di atas meja.
Tak puas dengan penjelasan saya, ia memotret kembali dengan posisi tetap duduk menghadap ke arah jalanan. Sesuai saran saya, setelah mengatur tingkat kepekaan atau ASA, kecepatan dan rana pada kamera, Haidar tak henti memotret. Saya hanya mengamatinya menekan tombol rana, sambil sesekali mengarahkan pandangan ke objek yang dipotretnya.
Puas memotret, Haidar pung mereview lagi hasil bidikannya. Namun seketika ia kaget, "Ada penampakan sosok wanita di foto saya," ujarnya.
Penasaran, saya pun buru-buru melihat layar yang terlatak di belakang kamera Canon EOS 500D-nya. Betapa terkejutnya saya melihat fotonya karena di situ ada penampakan sosok wanita yang sedang berdiri di pinggir jalan. Semula kami bedua tak percaya dengan foto itu. Namun, begitu mencermatinya, kami pun terkejut dengan penampakan itu.
Saya pun lantas mencari alasan rasional atas foto ini. Sebab kami yakin, tak ada orang yang melintas di jalan itu ketika Haidar sedang memotret. Tak menemukan alasannya, kami akhirnya sepakat kalau hal ini fenomena yang layak diperbincangkan. Saat kami berdiskusi, Ishaq Rahman dan Jusli Yani pun datang. Berempat kami kembali mengamati foto itu. Masih dengan tak rasa penasaran, file foto itu saya pindahkan ke laptop untuk mengamatinya dengan seksama.
Berdasarkan meta file foto ini, didapatkan keterangan kalau foto ini berada pada frame kelima dari satu rentetan pemotretan dengan jeda waktu antara foto sebelumnya hanya berkisar sepersekian detik dan waktu ketika foto itu dibuat adalah pukul 18.11 wita.
Secara rasional, jika di tempat yang menjadi objek foto Haidar memang berdiri seorang wanita, maka agak mustahil ia bisa seketika datang dalam waktu dibawah satu detik. Sebab pada foto sebelum dan setelahnya, tak ada objek manusia sama sakali. Dari situ, kami akhirnya sepakat, kalau sosok wanita yang terekam dalam foto itu adalah penampakan. Kami lantas teringat pada tayangan penampakan hantu yang booming di layar televisi sejak lima tahun lalu.
Namun, saya masih mencoba menganalisa foto ini berdasar pengetahuan fotografi dengan nalar metafisika, seperti logika foto aura, yang mampu menangkap pendaran cahaya yang menyelimuti tubuh. Bahwa kamera mampu memproduksi cahaya secara artifisial dari partikel udara untuk beberapa lama, partikel udara dimaksud seperti kelembaban, spektrum cahaya dan lain-lain. Dalam fotogari aura, pendaran cahaya itulah yang direkam.
Jika dihubungkan dengan foto penampakan hasil jepretan Haidar itu, maka boleh jadi sosok wanita yang terekam itu berasal dari pendaran cahaya yang tiba dalam satu waktu. Terlebih waktu pemotretannya, diyakini secara metafisika sebagai waktunya para makhluk halus berkeliaran.
Percaya gak percaya, foto ini pun mengingatkan saya pada foto dan tayangan hantu yang banyak beredar di internet, bedanya, kali ini saya mengalaminya sendiri. Juga reringat pada pemburu hantu dari Inggris, Paul Rowland, yang mengklaim berhasil menciptakan perangkat elektronik untuk mengabadikan gambar arwah gentayangan.
Perangkat elektronik ini dilengkapi dengan sinar ultraviolet dan inframerah untuk menangkap gambar yang tidak mampu diabadikan kamera biasa. Serta teringat salahsatu ahli fotografi, Dale Kaczmarek yang membuat ramuan dan teknik fotografi yang diyakini bisa menangkap sosok hantu secara sengaja. Nah, bagaimana pendapat kamu..? | **
Penampakan Sosok Wanita pada Foto
IHSYAH
28 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Populer
-
Bagi kamu yang baru belajar mengoperasikan perangkan komputer, mungkin masih asing dengan papan keyboard. Kenapa tombolnya begitu banyak? Pe...
-
KOMUNITAS Blogger Makassar, Anging Mammiri , menggelar seminar dan bincang Information Technology (TI) bertopik Blog For Life (BFL). Kegiata...
-
SEBELUM menonton video porno " kepergok_mesum_di_hutan.3gp " ini, pastikan kamu sudah berumur lebih dari 17 tahun. Namun jika ngeb...
-
SEBELUM saya memulai paparan tentang otak manusia, tak mengapa jika kami sajikan dulu joke ini: Seorang profesor sains dari Inggris be...
-
SEBENARNYA tak ada keinginan untuk berkunjung ke Pelataran Bahari Pantai Losari Makassar. Namun, pandangan tiba-tiba tertuju pada aktifitas ...
-
SEBUAH artikel berjudul "Tips Teknik Fotografi Memotret Pesta Kembang Api" yang ditulis oleh Mishbahul Munir, Fotografer Jogja da...
-
SEUSAI mengirim citizen reporter untuk media lokal di Makassar, sebuah pesan baru hadir di inbox email saya. Pesan itu datang dari teman-te...
-
SEORANG warga Cibubur, Hendra NS, memohon kepada Presiden SBY untuk menetap di Istana dan tidak bolak-balik ke Cikeas. Pasalnya, ia punya me...
0 Komentar:
Posting Komentar