Berbagi Pengetahuan Dasar Fotografi

30 Juni 2012

BAGI seseorang yang baru menggemari fotografi, dunia fotografi mungkin merupakan dunia yang rumit. Anggapan ini ada benarnya, karena fotografi mengenal beragam istilah yang tidak dimengerti mnereka yang awam fotografi.

cara memotret

Karena itu, melengkapi paparan fotografi dalam blog ini, berikut saya sajikan tutorial sederhana memahami kamera dan teknik fotografi secara dasar untuk membantu para peminat baru fotografi memahami 'dunia cahaya' ini. Fotografi atau photography berasal dari kata photos yang berarti cahaya dan graphia yang berarti menulis atau menggambar.

Sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah teknik melukis dengan cahaya. Karena itu, cahaya dalam fotografi merupakan eleman utama dalam memperoleh gambar. Sementara sarana utama dalam merekam dalam fotografi adalah kamera. Secara umum, dikenal dua jenis kamera, yakni kamera saku (pocket) dan kamera SLR (Single Lens Reflex).

Kamera saku biasanya digunakan untuk pemotretan non-profesional dan bersifat dokumentasi belaka, karena kemampuan teknis kamera terbatas. Sedangkan kamera SLR (atau dalam era fotografi digital ini disebut DSLR) merupakan kamera dengan jendela bidik (viewfinder) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa.

Karena fotografi berkaitan erat dengan cahaya, maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor (sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera analog). Untuk mengatur cahaya, terdapat dua hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed(kecepatan rana) dan Aperture (diafragma). Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor.

Satuan shutter speed adalah detik dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Saat cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik.

Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga foto menjadi buram atau blur. Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah tirai yang dapat dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam ruangan.

Pada kamera, aperture dilambangkan dengan huruf 'f' dan dengan satuan sebagai berikut: f/1.2, f/1.4, f/1.8, f/2.0, f/2.8, f/3.5, f/4.0 dan seterusnya. Semakin kecil angka satuan f, maka akan semakin besar bukaan lensa (f/1.4 lebih besar dibanding f/4.0). Aperture diibaratkan besar keran air dan shutter speed merupakan lama waktu keran itu dibuka, cahaya adalah airnya.

Jumlah cahaya yang masuk ke dalam sensor akan ditentukan oleh bukaan aperture serta kecepatan rana. Perpaduan antara shutter speed dan aperture yang tepat itulah yang akan menghasilkan foto yang bagus. Hal selanjutnya yang perlu dipahami dengan baik adalah komposisi gambar.

Pemahaman teknis dan penguasaan kamera mesti dibarengi dengan pengetahuan komposisi gambar yang baik agar mampu menghasilkan foto yang bagus pula. Tentang komposisi ini, akan saya sampaikan pada kesempatan berikutnya. Salam fotografi, senang dapat berbagi pengetahuan fotografi!

0 Komentar:

Posting Komentar

 
IHSYAH blogwork | lihat juga BLOGSPOTISME