Mengkaji Kearifan Budaya Lokal

9 Januari 2012

SEBUAH buku berjudul "Kearifan Budaya Lokal; Membangun Moralitas Bangsa Sekaitan Kebijakan Pendidikan di Sulawesi Selatan (studi kasus Kabupaten Maros) diluncurkan dua hari lalu.

Buku ini diterbitkan Lembaga Pengkajian Strategis Salewanggang (LEPASS) Maros kerjasama Pustaka Indonesia Press dengan editor Muh Zaenal Hasyim.

Secara umum buku ini terbagi dalam tiga bagian, yakni pappaeng atau pappasang, musik tradisional sebagai substansi budaya lokal, serta pau-pau rikadong atau cerita rakyat.

Buku ini diterbitkan untuk menjawab kegelisahan saat nilai-nilai budaya lokal mulai tergerus, sebuah kecemasan sosial terhadap pembangunan karakter generasi muda yang mulai terkontaminasi globalisasi. Karena sebuah masyarakat yang mampu mempertahankan kebudayaan lokalnya, akan menjadi bagian dari masyarakat dunia yang tak punya ciri khas.

Menurut Kaimuddin Mabbaco, salah seorang penulis buku, artikel dalam buku ini lahir dari penelitian melalui wawancara langsung dengan budayawan dan pemerhati seni sebagai nara sumber, juga melalui tinjauan pustaka melalui kajian naskah-naskah kuno dan memperhatikan kebiasaan masyarakat.

Lelaki tampan yang akrab disapa Sang Baco ini juga mengemukakan kalau buku ini diharapkan menjadi materi budaya lokal dalam kurikulum pendidikan sekolah. | baca juga catatan buku ini di Tribun Timur

2 Komentar:

  1. uaksena mengatakan...:

    awwwi didididid thaks brooo

  1. manjilala mengatakan...:

    saya suka kata-kata "Lelaki tampan...." xixixixixi.....

Posting Komentar

 
IHSYAH blogwork | lihat juga BLOGSPOTISME