 HARI ini, 31 tahun yang lalu Kapal Motor Penumpang (KMP) Tampomas II  terbakar dan tenggelam. Kapal penumpang milik perusahaan negara  Pelayaran Nasional Indonesia (PT Pelni) ini tenggelam di sekitar sekitar  Kepulauan Masalembo, Laut Jawa, termasuk dalam wilayah administratif  Provinsi Jawa Timur.
HARI ini, 31 tahun yang lalu Kapal Motor Penumpang (KMP) Tampomas II  terbakar dan tenggelam. Kapal penumpang milik perusahaan negara  Pelayaran Nasional Indonesia (PT Pelni) ini tenggelam di sekitar sekitar  Kepulauan Masalembo, Laut Jawa, termasuk dalam wilayah administratif  Provinsi Jawa Timur.
Saat itu, KMP Tampomas II  berlayar dari  pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pada Sabtu (24 Januari 1981) pukul 19.00  menuju Ujung Pandang (sekarang Makassar). Kapal ini membawa 191  kendaraan roda empat, sekitar 200-an sepeda motor dan 1054 penumpang  terdaftar serta 82 kru kapal. Perkiraan mengatakan total manusia di  kapal tersebut adalah 1442 orang (perkiraan tambahan adalah penumpang  gelap).
Saat badai laut di Minggu (25 Januari 1981) malam datang,  beberapa bagian mesin kapal mengalami kebocoran bahan bakar dan terkena  percik api yang diduga berasal dari puntung rokok sehingga menimbulkan  kebakaran di dek kapal. Awak kapal berusaha memadamkan api dengan tabung  pemadam kebakaran, tetapi tidak berhasil karena api terus menjalar ke  dek lain yang berisi muatan yang mudah terbakar.
Tigapuluh menit  setelah api muncul para penumpang diperintahkan untuk segera menaiki  sekoci, hal ini pun sangat lambat sebab hanya satu jalan bagi penumpang  untuk diturunkan ke sekoci. Sebagian penumpang terjun bebas ke laut  menghindari kobaran api, sebagian lagi menunggu di dek dan panik  menunggu pertolongan selanjutnya.
Syahbandar pelabuhan Ujung  Pandang mendapat berita dari KM Wayabula meneruskan informasi dari KM  Sangihe yang tengah melakukan evakuasi bahwa Tampomas II terbakar di  kepulauan Masalembo sekitar 220 mil dari Ujung Pandang. Ombak besar  setinggi 7 - 10 meter dan angin kencang 10 - 15 knot menyulitkan  penyelamatan sehingga KM Sangihe hanya dapat memindahkan 149 penumpang  Tampomas II ke kapalnya.
Saat kapal sudah mulai miring, nahkoda  kapal Kapten Abdul Rivai masih tampak sibuk membagikan pelampung ke para  penumpang yang tidak berani terjun ke laut. Bahkan di detik-detik  terakhir saat kapal mulai tenggelam, Abdul Rivai masih terlihat berada  di anjungan kapal sambil berpegangan pada kusen jendela.
Akhirnya,  pada Selasa (27 Januari 1981) pagi, terjadi ledakan di dalam kapal yang  membuat air laut masuk ke ruang mesin (ruang propeler dan ruang  generator terisi air laut) dan membuat kapal miring 45° lalu tenggelam  30 jam sejak percikan api pertama menjalar.
Sampai Rabu (29  Januari 1981) tim SAR gagal melakukan pencarian karena besarnya badai  laut, 5 hari kemudian 80 orang yang selamat dalam sekoci ditemukan 150  km dari lokasi karamnya kapal. Estimasi tim menyebutkan 431 penumpang  tewas (143 orang ditemukan mayatnya dan 288 orang hilang atau karam  bersama kapal) dan 753 berhasil diselamatkan, meski sumber lain  menyebutkan terdapat 666 orang tewas.
Penumpang yang sempat  menaiki sekoci penyelamat ternyata juga harus menjalani penderitaan.  Selama 5 hari mereka terapung-apung di lautan di atas sekoci bersama  sekitar 80-100 orang lainnya tanpa makanan. Sekoci yang kelebihan muatan  itu bahkan sempat terbalik. Ketika berhasil dikembalikan ke posisi  semula hanya tersisa 70 orang. Pada hari kelima barulah mereka menemukan  daratan yaitu pulau Doang-doangan di Sulawesi Selatan. Sesampai di  darat 2 orang menghembuskan nafas terakhir.
KMP Tampomas II  dengan bobot mati 2420 ton dan mampu mengangkut penumpang 1250 sampai  1500 orang ini adalah kapal bekas yang dibeli oleh perusahaan milik  negara Pengembangan Armada Niaga Nasional (PT PANN) dari Komodo Marine  Jepang yang kemudian dibeli PT Pelni secara mengangsur selama sepuluh  tahun kepada PT PANN.
Kapal ini sebelumnya bernama MV Great  Emerald, dibuat di Jepang tahun 1956 dan dimodifikasi tahun 1971. Begitu  dioperasikan, kapal penumpang ini langsung digeber abis untuk melayani  jalur Jakarta-Padang dan Jakarta-Ujung Pandang yang memang padat. Semoga  peristiwa ini tidak terjadi lagi dan seluruh rakyat Indonesia dapat  berpergian tanpa kekhawatiran terkena musibah yang dapat merenggut  nyawa.
Dan untuk mengenang peristiwa ini, saya pun mendengarkan  lagu berjudul Celoteh Camar Tolol dan Cemar dari penyanyi balada Iwan  Fals: Api menjalar dari sebuah kapal/Jerit ketakutan/Keras melebihi  gemuruh gelombang/Yang datang/Sejuta lumba lumba mengawasi cemas/Risau  camar membawa kabar Tampomas terbakar/Risau camar memberi salam Tampomas  Dua tenggelam... | dari berbagi sumber
Tenggelamnya Tampomas II
IHSYAH
27 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Populer
- 
Bagi kamu yang baru belajar mengoperasikan perangkan komputer, mungkin masih asing dengan papan keyboard. Kenapa tombolnya begitu banyak? Pe...
- 
*Doa ulang tahun Islami terbaik untuk diri sendiri, anak, suami/istri, sahabat dan kerabat Di hari ulang tahun, ada merayakannya dengan be...
- 
Selama bertahun-tahun 'Pengkhianatan G30S/PKI' menjadi film laris Indonesia. Hingga 1995, film ini ditonton hampir 700 ribu orang, ...
- 
DALAM aktifitas blogging, blogwalking dipahami sebagai salah satu bentuk silaturahmi antar blogger. Kegiatan mengunjungi blog orang lain ini...
- 
*Doa dan harapan sebagai resolusi bagi diri sendiri untuk mempertebal rasa syukur Kutipan-kutipan berisi nasehat dan motivasi dapat mengis...
- 
PEKAN lalu, Sabtu (19/11), kawan kawan dari Komunitas Blogger Maros melakukan sosialisasi pemanfaatan internet ke sekolah. Kegiatan ini meru...
- 
"Tidak ada satupun ulama/ustadz yang menyatakan foto Prewedding itu Halal. MUI pun jelas menyatakan Prewedding itu Haram.." Unt...
- 
PELAJAR sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kediri-Jawa Timur diduga menjadi aktor dan aktris video porno. Dalam sepekan ini, film biru ya...
 
 
 
 
 
 
 
 
0 Komentar:
Posting Komentar