Bukit Tamangura di Dusun Samariga Desa Baruga Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Sulawesi Selatan menyimpan keindahan tersendiri.
Puncak Bukit Tamangura Maros. |
Dari bukit yang terletak tidak jauh dari kawasan wisata unggulan, Rammang Ramang Maros ini dapat dilihat indahnya gugusan karts dan hamparan sawah di sekitarnya, juga indahnya matahari terbenam di ufuk barat.
Bukit Tamangura mulai populer dan mulai dikunjungi warga, serta sejumlah wisatawan lokal pada akhir tahun 1990-an hingga awal tahun 2000. Bersantai di puncak bukit sambil menikmati pemandangan alam menjadi daya tariknya.
Ditambah keberadaan batu unik yang bentuknya menyerupai badan kerbau. Posisi batu ini berada di tepi jurang dan menempel di bukit batu tanpa bersambungan langsung dengan batu yang lainnya.
Mengunjungi Bukit Tamangura bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Diantaranya dari jalan poros Maros-Pangkep di daerah Salenrang, berbelok menuju jalan poros arah ke pabrik Semen Bosowa Maros hingga ke Dusun Samariga hingga sebuah bukit batu terlihat dari sisi kiri jalan. Kemudian berjalan kaki kurang lebih 10 hingga 15 menit menuju objek situs batu kerbau tersebut.
Masyarakat sekitar menyebut batu ini situs kerbau, karena memang dipercaya sebagai jelmaan potongan badan kerbau. Menurut cerita warga sekitar, batu ini pernah didorong dan dijatuhkan ke dasar jurang oleh oknum tidak bertanggung jawab, tetapi keesokan harinya batu itu kembali ke tempatnya semula.
Website radio Maros FM menyebut, salah satu cerita rakyat tentang situs kerbau ini adalah dulunya ada seekor kerbau yang akan disembelih dalam sebuah acara adat. Namun sang pemilik acara terlalu sombong dan menantang penduduk yang bisa menyembelih kerbaunya, maka akan mendapatkan hadiah dari yang empunya acara.
Beberapa penduduk mencoba, tetapi tidak satupun yang berhasil. Jangankan menyembelih, melukai sedikitpun kulit kerbau itu tidak ada yang berhasil. Kemudian muncullah seorang sakti yang akhirnya berhasil menyembelih kerbau itu.
Kerbau yang disembelih itu pun berlari mengelilingi 7 kampung pada masa itu hingga akhirnya tubuh kerbau itu berubah menjadi batu.
Dari tradisi lisan itu, beberapa kampung lainnya juga terlihat punya hubungan dengan cerita kerbau batu itu, yakni di Dusun Galaggara terdapat kepala kerbau yang berubah pula jadi batu, serta di Dusun Mangngai yang konon tempat isi perut sang kerbau.
Sementara di beberapa sawah yang bermunculan di antara batu-batu karst di sekitar desa itu dipercaya sebagai darah kerbau yang akhirnya menjelma menjadi batu. Masyarakat sekitar pun percaya, situs batu dan tradisi lisan Tamangura menjadi bukti dan memuat pelajaran untuk jangan pernah berlaku sombong.
Kini Bukit Tamangura tidak setenar dulu lagim beberapa penambang batu mulai merangsek mengepungnya, entah sampai kapan situs ini akan mampu bertahan. Maka kunjungilah sebelum batu kerbau itu benar-benar punah. (*Ilham Halimsyah)
0 Komentar:
Posting Komentar