HARI ini sebagian orang merayakan Valentine, hari yang dianggap sebagai hari mengungkapkan kasih sayang. Valentine's Day's pada 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya.
Asal-muasalnya gelap, sebagaian orang berpendapat sebagai hari raya Katolik Roma penganut paham Santo Valentinus.
Namun satu yang pasti, hari raya ini menguntungkan produsen kartu ucapan. Seperti laporan The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) yang memperkirakan di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan pertahun, diperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Tapi kali ini, saya tak akan mengulas valentine dengan akar sejarahnya yang kabur. Saya hanya tertarik membaca artikel Ciuman Dimulai 3.500 Tahun Lalu, menelisik misteri waktu dimulainya kebiasaan berciuman. Mengingat para remaja yang hanya latah merayakan hari raya ini, beranggapan bahwa merayakan valentine's day's, tak lengkap tanpa berciuman.
Dalam artikel ini dipaparkan bahwa menurut Sheril Kirshenbaum, penulis buku The Science of Kissing, bukti literatur tertua yang mengungkapkan sejarah kebiasaan berciuman adalah teks bahasa Sansekerta dari India, yaitu dari 3500 tahun yang lalu."
Namun, Kirshenbaum mengungkapkan bahwa kebiasaan berciuman mungkin sudah terdapat sebelum masa tersebut. Menurutnya, spesies manusia mungkin sudah memulai kebiasaan berciuman sejak pertama kali ada.
Namun, Kirshenbaum mengungkapkan bahwa kebiasaan berciuman mungkin sudah terdapat sebelum masa tersebut. Menurutnya, spesies manusia mungkin sudah memulai kebiasaan berciuman sejak pertama kali ada.
Kebiasaan berciuman yang dimiliki manusia mungkin punya dasar genetika yang sejalan dengan makhluk hidup lainnya. Hal ini terlihat dari adanya perilaku serupa ciuman yang dijumpai pada beberapa spesies hewan. "Bonobo saling menghisap lidah selama 12 menit, kura-kura saling menekan kepala, jerapah saling melilitkan leher dan anjing selalu menjilat apapun," kata Kirshenbaum menguraikan beberapa contohnya.
Perbedaannya, perilaku serupa ciuman yang terdpat pada hewan belum bisa dikatakan didasari oleh emosi atau motivasi, misalnya cinta. Perilaku hewan tersebut masih dikategorikan sebagai insting untuk pemilihan pasangan.
Lebih lanjut, dalam wawancaranya dengan National Public Radio, Rabu (13/2/12), ia mengatakan bahwa bibir manusia mungkin juga didesain untuk mendukung aktivitas seperti ciuman. Pasalnya, bibir kaya akan ujung saraf yang terkoneksi ke otak. "Dalam hal ini, bibir kita merupakan zona erotis. Bibir benar-benar jalan kita untuk menginterpretasikan dunia," kata Kirshenbaum. Sensasi kecil seperti sinyal dari sentuhan sikat gigi pun bisa sangat terasa di bibir.
Perilaku ciuman merupakan salah satu contoh perilaku yang diturukan secara alami maupun lewat bimbingan. "Manusia tampaknya memiliki dorongan untuk terhubung dengan orang lain dengan cara ini walaupun juga dipengaruhi oleh budaya dan pengalaman pribadi," ujarnya.
Bibir manusia yang digunakan sebagai alat berciuman kemungkinan lebih sensitif dari bibir spesies lain. Bibir simpanse misalnya, tak sesensitif bibir manusia sehingga perilaku ciuman pada simpanse lebih mirip dengan pelukan. Wah, sudah lama juga rupanya manusia berciuman. | **
Bibir manusia yang digunakan sebagai alat berciuman kemungkinan lebih sensitif dari bibir spesies lain. Bibir simpanse misalnya, tak sesensitif bibir manusia sehingga perilaku ciuman pada simpanse lebih mirip dengan pelukan. Wah, sudah lama juga rupanya manusia berciuman. | **
0 Komentar:
Posting Komentar