Tanda-tanda Lailatul Qadar

14 September 2009

MALAM Lailatul Qadar, sebuah malam yang lebih baik dari malam seribu bulan. Karena pada malam itu para malaikat turun dari setiap langit dari sidrotul muntaha ke bumi dan mengaminkan doa-doa yang diucapkan manusia hingga terbit fajar.

masjid raya makassar

Dinamakan lailatul qodr karena pada malam itu malaikat diperintahkan oleh Allah SWT untuk menuliskan ketetapan tentang kebaikan, rezeki dan keberkahan di tahun ini, sebagaimana firman Allah SWT;

”Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369] dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi kami. Sesungguhnya kami adalah yang mengutus rasul-rasul.”
(QS. Ad Dukhan: 3–5).

Al Qurthubi mengatakan bahwa pada malam itu pula para malaikat turun dari setiap langit dan dari sidrotul muntaha ke bumi dan mengaminkan doa-doa yang diucapkan manusia hingga terbit fajar. Para malaikat dan jibril as turun dengan membawa rahmat atas perintah Allah swt juga membawa setiap urusan yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di tahun itu hingga yang akan datang.

Lailatul Qodr adalah malam kesejahteraan dan kebaikan seluruhnya tanpa ada keburukan hingga terbit fajar, sebagaimana firman-Nya; "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al Qodr: 4–5).

Tanda-tanda Lailatul Qadar
Rasulullah SAW bersabda; "lailatul qodr adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan lemah." (hadis riwayat Ibnu Khuzaimah yang dishahihkan oleh Al Bani). Rasulullah SAW bersabda;"sesungguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran." (hadis riwayat Ibnu Khuzaimah yang sanadnya dihasankan oleh Al Bani). Rasulullah SAW bersabda; "tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya cerah tanpa sinar." (hadits riwayat Muslim).

Perbedaan Waktu Antar Negara
Lailatul qodar merupakan rahasia Allah SWT. Untuk itu dianjurkan agar setiap muslim mencarinya di sepuluh malam terakhir, sebagaimana sabda Rasulullah SAW; "carilah dia (lailatul qodr) pada sepuluh malam terakhir di malam-malam ganjil." (hadits riwayat Bukhori Muslim).

Dari Abu Said bahwa Nabi SAW menemui mereka pada pagi kedua puluh, lalu beliau berkhotbah. Dalam khutbahnya Beliau bersabda; "sungguh aku diperlihatkan Lailatul qodr, kemudian aku dilupakan—atau lupa—maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam ganjil." (Muttafaq Alaihi).

Malam-malam ganjil yang dimaksud dalam hadits diatas adalah malam ke-21, 23, 25, 27 dan 29. Bila masuknya Ramadhan berbeda-beda dari berbagai negara—sebagaimana sering kita saksikan, maka malam-malam ganjil di beberapa negara menjadi melam-malam genap di sebagian negara lainnya sehingga untuk lebih berhati-hati maka carilah Lailatul Qodr di setiap malam pada sepuluh malam terakhir.

Begitu pula dengan daerah-daerah yang hanya berbeda jamnya saja maka ia pun tidak akan terlewatkan dari lailatul qodr karena lailatul qodr ini bersifat umum mengenai semua negeri dan terjadi sepanjang malam hingga terbit fajar di setiap negeri-negeri itu.

Ciri-ciri Orang yang Mendapatkan Lailatul Qadar
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dai Abu Hurairoh bahwa Rasulullah SAW bersabda; "barangsiapa melakukan qiyam lailatul qodr dengan penuh keimanan dan pengharapan (maka) dosa-dosanya yang telah lalu diampuni."

Juga doa yang diajarkan Rasulullah SAW saat menjumpai lailatul qodr adalah; "wahai Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi Maaf, Engkau mencintai pemaafan karena itu berikanlah maaf kepadaku." (hadits riwayat Ibnu Majah).

Dari kedua hadits tersebut menunjukkan bahwa dianjurkan bagi setiap yang menginginkan lailatul qodar agar menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah, seperti; shalat malam, tilawah Al Qur’an, dzikir, doa dan amal-amal shaleh lainnya.

Dan orang yang menghidupkan malam itu dengan amal-amal ibadah akan merasakan ketenangan hati, kelapangan dada dan kelezatan dalam ibadahnya itu karena semua itu dilakukan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridho Allah SWT. Wallahu A’lam. |

0 Komentar:

Posting Komentar

 
IHSYAH blogwork | lihat juga BLOGSPOTISME