Lebaran bersama Coto Makassar dan Coto Maros

31 Juli 2014

JIKA di banyak daerah di Indonesia, opor ayam, rendang atau semur menjadi hidangan utama dalam merayakan lebaran Idul Fitri, namun di Makassar dan Maros hidangan lebaran adalah coto sebagai pasangan ketupat atau burasa.

coto makassar

Hidangan berupa sop dengan bahan dasar daging dan jeroan sapi ini berpadu dengan racikan bumbu yang sangat khas. Namun bagi yang tak ingin mengonsumsi daging sapi atau jeroan, coto makassar kadang dimodifikasi memakai daging ayam. Bahkan di sejumlah daerah di Sulsel, ada coto yang memakai daging kuda.

Menurut asalnya, dulu coto makassar awalnya dihidangkan di kalangan istana Kerajaan Gowa dan menjadi sarapan para pengawal kerajaan sebelum bertugas. Sajian ini diperkirakan telah ada sekira tahun 1538.

Coto ini juga diduga terinspirasi dari kuliner Cina, karena menggunakan sambal yang sangat khas dengan penambahan taoco. Namun coto makassar memiliki ciri khasnya tersendiri, yaitu kuahnya yang kental dengan ramuan rempah-rempah yang melimpah.

Bahkan konon, soto babat, soto betawi dan soto tegal juga terinspirasi dari coto makassar yang dibawa ke Pulau Jawa oleh para pelaut Makassar.

Selain coto makassar, juga dikenal coto maros, kedua hidangan ini berbahan dasar sama. Terdiri dari daging sapi, hati, usus, paru yang dimasak dengan bumbu bawang merah, bawang putih, serai, laos, ketumbar, jintan, garam halus, daun salam, kacang, dan jeruk nipis.

Perbedaannya terletak pada kuahnya. Kuah coto maros lebih terasa kacang gilingnya dan kadang berwarna lebih putih karena air berasnya lebih kental. Hidangan ini menjadi pelengkap perayaan lebaran di sejumlah rumah jika berlebaran di Makassar dan Maros.

Tentu nikmat berlebaran bersama coto makassar dan coto maros sebagai hidangan pelengkap ketupat dan burasa. (*)

0 Komentar:

Posting Komentar

 
IHSYAH blogwork | lihat juga BLOGSPOTISME